Iklan

Banner Iklan Majalah Nusantara

Muhammadiyah: Organisasi Islam Yang Menganut Kepemimpinan Ajaran Rasulullah S.A.W

Oleh: Adib Gatama
Asal: Kota Jambi, Sumatera

Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi islam yang terbesar di Indonesia yang berdiri di Kampung Kauman Yogyakarta pada 8 Dzhulhijjah 1330 H atau 18 November 1912 oleh Kyai Haji Ahmad Dahlam.. Organisasi muhammadiyah diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. Sehingga Muhammadiyah juga dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW. Nama muhammadiyah yang diambil dari nama Nabi Muhammad SAW oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan diharapkan warga Muhammadiyah dapat mengikuti ajaran yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam segala tindakan termasuk dalam hal kepemimpinan.
Muhammadiyah yang merupakan organisasi islam menjadikan Al-Quran dan ajaran yang dilakukan oleh Rasulullah SAW sebagai acuan dan panutan menjalankan perintahnnya, terlebih lagi dalam hal kepemimpinan. Menurut muhammadiyah cara kepemimpinan yang dilakukan oleh Rasulullah merupakan model kepemimpinan yang tulus dan memiliki rasa peduli terhadap rakyat nya. Kepimpinan yang di lakukan oleh Rasulullah bukan serta merta untuk kepentingan diri nya sendiri, melaikan memiliki tujuan untuk memajukan dan mensejahterkan umat dan bukan membuat rakyat nya sedih dan menderita. Rasulullah memiliki rasa kepemimpinan yang “amanah” dalam menjalankan tugas nya di ikuti oleh muhammadiyah, karena pemimpin yang amanah yang dilakukan oleh rasulullah merupakan ajaran Islam yang terdapat di dalam Al-Quran surat An-Nisa: 58:
Artinya: “ sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimannya” (Qs. An-Nisa:58) 
Rasulullah merupakan pemimpin yang santun dan tidak berjarak dengan rakyat, kedekatan Rasulullah SAW dengan rakyat biasa yaitu merupakan sikap sehari-hari yang dilakukan oleh Rasulullah. Rasulullah yang memiliki sifat “Siddiq” dalam kepemimpinan yang berarti seorang pemimpin harus benar dan berpihak pada kebenaran, kejujuran, keadilan, bukan sebaliknya. Rasulullah yang menganut sifat kepemimpinan seperti itulah yang dijadikan oleh muhammadiyah dalam hal kepemimpinan, tetapi di zaman sekarang sifat kepemimpinan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW sudah sangat jarang, kecuali pada orang-orang tertentu yang berpanutan kepada Rasulullah dalam ajaran islam. 
Selain itu terdapat pula ajaran-ajaran Rasulullah dalam kepemimpinan yaitu yang bersifat “Tabliqh”, sifat tabliqh yang dimiliki Rasulullah SAW yang berarti di dalam memimpi sesuatu baiknya seorang pemimpin menyampaikan segala sesuatu yang telah diamanahkan kepadanya. Amanah rakyat/masyarakat yang telah memandatkan kepadanya, apa,siapa, kenapa dan bagaimana menyampaikan. Pemimpin sebagai penyambung harus menyampaikan dengan benar dan baik walaupun berat, hal itu yang diajarkan oleh rasulullah sebagai bentuk sifat apa adanya yang dimiliki oleh rasulullah, hal tersebut berkaitan dengan sifat amanah yang di dalam diri rasulullah dalam menyampaikan, mengambil, dan melalukan sesuatu harus sesuai dengan amanah tidak dilebihkan atau di kurangkan. Hal mendasarkan sifat tabligh yang ada di diri Rasulullah SAW merupakan ajaran yang terdapat di dalam Al-Quran surat Al-Maidah ayat 67
Artinya: "Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan ( apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir." (Qs Al-Maidah:67)
Sifat tabligh yang ada di diri rasulullah menjadikan tanggung jawab setiap muslim. Ini menjadi sejalan dengan perintah Rasulullah SAW dalam hadist yang diriwayatkan Imam Bukhari At-Tarmizi dan Ahmad dari Ibnu Amr. Yakni “sampaikalah (tabligh)-lah oleh mu apa yang kalian peroleh dari aku meski hanya satu ayat”.  
Dalam hal kepemimpinan Rasulullah SAW memiliki kecerdasan, pintar, berwawasan dan mempunyai cara bagaimana memajukan rakyat, mesejahterakan rakyat atau masyarakat yang di pimpinnya yang itu terdapat di dalam sifat rasulullh SAW “Fathonah”. Sifat fathonah yang ada pada rasulullah itulah yang menjadikan rasulullah pemimpin yang baik dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin rakyat, rasulullah tau dan mengerti bagaimana cara beliau untuk memajukan dan mesejahterakan rakyat nya, karena itu sudah menjadi tujuan Rasulullah SAW. Muhammadiyah yang menteladani sifat Rasulullah SAW dalam kepemimpinan menjadikan kunci kesuksesan muhammadiyah sebagai organisasi islam yang ada di Indonesia ini. 
Seperti yang kita ketahui muhammadiyah memiliki rasa peduli sesama umat untuk memajukan dan mesejahterakn rakyat, serta muhammadiyah memfasilitasi rakyat, salah satunya di bidang pendidikan. Pendidikan yang diajarkan oleh muhammadiyah di sd, smp, sma dan universitas itu bertujuan untuk menciptakan generasi-generasi baru bangsa untuk bisa menjadi pemimpin yang baik sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW, salah satu bentuk yang di ajarkan oleh muhammadiyah di dalam pendidikan universitas yaitu adanya program yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Malang yang berupa Program Pembentukan Kepribadian dan Kepemimpinan (P2KK), hal itu menjadi salah satu cara muhammadiyah di bidang pendidikan untuk membentuk dan membina generasi-generasi penerus bangsa yang baik serta menjalankan tugas nya sesuai dengan ajaran islam yang dijalankan oleh Rasulullah SAW sesuai dengan perintah Al-Quran.
Previous Post Next Post

Iklan Atas Postingan

Iklan Bawah Postingan

Banner Iklan Majalah Nusantara