Ketua DKR Jatim: Bu Yusro Jadi Dokter Gigi Saja
Bangkalan - Selasa
(7/2/2017), Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Bangkalan menggelar audensi dengan
Komisi D DPRD setempat, terkait tertundanya pembayaran jaspel para perawat.
Muhyi, Ketua DKR Bangkalan mendesak Komisi D segera
memanggil pihak RSUD Syamrabu dan pihak - pihak terkait untuk menjelaskan
secara gamblang permasalah jaspel.
"Permasalahan ini jangan dibiarkan berlarut. Perlu
dilakukan pembenahan pada tata kelola keuangan. Sehingga kejadian ini tidak
perlu terulang kembali,"' ungkap Muhyi.
Dilansir
dari laman Surya Online, dalam kesempatan tersebut, juga dihadiri Ketua DKR
Jatim, Moh. Mahari Ardiansyah.
Ia mengaskan, sudah waktunya Dirut RSUD Syamrabu drg Yusro
lengser karena sudah menciptakan konflik internal antara rumah sakit dan
perawat.
"Pak Bupati harus memecat dirut karena sudah cukup
(lama) pimpin rumah sakit. Sudah bosan, Bu Yusro jadi dokter gigi saja,"
tegasnya di hadapan awak media usai audensi.
Berdasarkan data audit medis yang dihimpun DKR, pembayaran
klaim dari BPJS yang diterima RSUD Syamrabu Bangkalan mencapai Rp 2 miliar
hingga Rp 3 miliar per bulan.
Itu belum termasuk pembayaran klaim dari umum sekitar Rp 500
juta per bulan dan dari jamkesda.
Ia mengaku heran, kenapa pihak rumah sakit belum juga
membayarkan jaspel yang merupakan hak para perawat. Padahal, BPJS sudah
membayar klaim rumah sakit untuk bulan September dan Oktober.
"Polisi harus selidiki dirut rumah sakit terkait
jaspel, itu wajib. Karena jelas BPJS sudah membayar ke rumah sakit hingga bulan
Oktober. Polisi harus turun tangan," tandasnya.
Anggota Komisi D DPRD Bangkalan Abdurrahman menyatakan,
pihaknya tidak diam karena sudah memanggil Dirut Yusro setelah aksi unjuk rasa
para perawat yang menuntut pembayaran jaspel.
"Saat itu Bu Yusro bilang aksi tersebut ada yang
memprovokasi setelah mendengar jaspel milik dokter sudah cair. Tapi kami kira
itu jawaban normatif," katanya.
Karena itulah, lanjutnya, Komisi D akan memanggil kembali
pihak rumah sakit, BPJS, dinas kesehatan, serta para anggota DKR untuk mencari
akar permasalahnya.
"Mari kita kritisi dan klarifikasi bersama,"
tandasnya. (sc/ab)