Sumenep, majalahnusantara.com - Beredar isu pembulian aktivis perempuan yang merokok setelah adanya aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh GMNI dan PMII cabang Sumenep, demonstran menggelar aksinya didepan kantor DPRD setempat yang menolak omnibus law pada senin 12 oktober 2020.
Isu aktivis perempuan merokok menjadi viral di sosial media WhatsApp, baik berupa foto dan video berdurasi pendek yang diberi tulisan tidak pantas. Beredarnya foto dan video tersebut mengundang geram ketua cabang GMNI Sumenep, Maskiyatun.
Mendengar isu yang pembulian itu, Maskiyatun mengatakan bahwa orang yang menbuat dan memviralkan video tersebut adalah orang yang dikategorikan suku primitif karena tidak ada larangan bagi perempuan untuk merokok.
"mereka yang membuat dan memviralkan video tersebut saya kategorikan sebagai sisa suku primitif karena tidak ada larang bagi perempuan untuk merokok," jelas Maski. (Selasa, 13/10/20)
Tidak hanya itu, Maskiyatun juga menegaskan bahwa pelaku pembulian itu adalah orang yang bodoh dan sama sekali tidak mengerti hukum dan azas kesetaraan gender.
"Saya rasa perempuan tidak sepantasnya di judge seperti itu, hanya karena terselip sebatang rokok ditangannya. Ya mereka bodoh saja, bukankah rokok tidak memiliki gender? Bagi saya siapa saja boleh merokok termasuk juga perempuan, merokok adalah hak indvidu yang tak dapat dilarang, saya juga pernah merokok," tegasnya.
Ditanya bagaimana perasaannya ketika melihat isu pembulian pada aktivis perempuan, maskiyatun merasa kesal mengecam oknum yang mumbuat dan memviralkan video tersebut karena dia menilai hal tersebut adalah bentuk diskriminasi pada kaum perempuan.
" Saya sangat kesal ketika ada kawan aktivis perempuan dibully karena merokok, dan saya mengecam orang yang membuat dan memviralkan video itu karena termasuk diskriminasi pada kaum perempuan, apalagi yang membuli laki-laki perokok," pungkasnya.
(Rb/hb).
