Sumenep, majalahnusantara.com - Pemerintah mulai menyalurkan program Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro (Banpres PUM),
sebesar Rp2,4 juta bagi pelaku usaha mikro, bantuan tersebut berjutujuan menstabilkan perekonomian masyarakat dalam membangun usaha.
Namun, hal ini dijadikan kesempatan memperkaya diri sendiri, oleh oknum sekretaris Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Lebbeng Barat, Kecamatan Pasongeongan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur
Pasalnya, oknum BPD tersebut, diduga melakukan pemotongan kepada penerima bantuan dengan alibi biaya administrasi.
Kejadian tersebut viral, setelah NL (Korban) dan suaminya mengetahui bahwa, seharusnya tidak ada pemotongan di BPUM itu.
"Saya orang bodoh, mas. tiba-tiba saya dipanggil Sekretaris BPD untuk menerima bantuan, setelah di mobil uang saya terima dari BRI itu dipotong 1140.000 dengan alasan uang administrasi, dan saya tidak keberatan kalau memang itu buat administrasi," ungkap NL pada media ini. Sabtu, (24/10/2020)
Lalu kemudian, NL menegaskan bahwa setelah dipotong, korban diintimidasi untuk tidak memberitahu kepada orang lain terkait jumlah sebenarnya uang yang ia terima dari BPUM. Korban disuruh mengaku jika bantuannya hanya sebesar Rp. 1.400.000 bukan 2,4 juta rupiah.
"Dan anehnya, saya diminta untuk menyampaikan kepada orang lain bahwa, dana yang saya terima dari BPUM sebesar 1. 400.000," kesalnya kembali.
Semula dirinya tidak tahu akan adanya pemotongan tersebut tambahnya, lalu kemudian korban sadar bahwa ia ditipu oleh Oknum BPD atas pemotongan bantuan yang ia terima, karena tetangganya juga menerima PUM dengan nominal 2,4 juta.
"Sebelah rumah saya juga menerima bantuan yang sama, karena tetagga saya berangkat sendiri maka, bantua yang diterima utuh 2,4juta, dari itu kami sekluarga sadar, mohon lah, kembalikan apa yang sudah menjadi hak saya dan saya menduga tidak hanya saya yang di potong oleh oknum tersebut, kabar yang beredar ada 10 orang lebih," tutupnya.
Sementara itu, Sekretaris BPD Lebbeng Barat, enggan bicara saat dikonfirmasi via WhatsApp, sampai berita ini tayang, media ini belum dapat respon dari yang bersangkutan. (mr/hb)
