Iklan

Banner Iklan Majalah Nusantara

Covid-19 Pandemi, GMNI FK Unair Surabaya Sampaikan Enam Poin Penting untuk Pemerintah


Surabaya - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) turut serta angkat bicara terkait merebaknya wabah virus covid-19. 

Ada beberapa poin yang disampaikan. Di antaranya tak mempolitisir situasi merebaknya virus corona untuk mencari nama, meningkatkan penyediaan fasilitas kesehatan pencegahan di tempat-tempat keramaian hingga memaksimalkan pencegahan penularan virus tersebut. 

"Pertama, di suasana genting saat ini, semoga tidak ada yang memanfaatkan situasi ini untuk cari nama. Kedua, menyediakan fasilitas PHBS yaitu air mengalir untuk cuci tangan dan sabun, yang mudah dijangkau dan gratis di tempat umum. Pemerintah harus ambil peran. Sehingga tidak hanya membagikan hand sanitizer" kata Ketua Dewan Pimpinan Komisariat (DPK) GMNI FK Unair Stevany Rumbobiar, Kamis (19/3/2020). 

Ketiga, menurut Stevany, cara petugas dalam screening menggunakan infrared kepada masyarakat masih ada yg salah. Ini bahaya. Karena berpotensi meningkatkan penularan. Berikutnya, penyemprotan disinfektan memang sudah dilakukan. Tetapi perlu dilakukan maksimal. Dalam hal ini dilakukan menyeluruh, di setiap tempat keramaian. 

"Kelima, berkaitan dengan kelangkaan masker. Ini juga perlu perhatian lebih. Bahkan ada oknum yang menjual masker bekas. Perlu adanya advokasi terkait penimbunan dan penjualan masker bekas," imbuhnya. 

Terakhir, DPK GMNI FK Unair menyoroti soal sosialiasi tentang virus Covid-19 kepada masyarakat luas. Tujuannya, dalam hal pencegahan guna meminimalisir penyebaran virus ini. 

"Pemerintah harus extra tentang social distance. Khususnya Menghadapi masyarakat yang enggak paham pentingnya 14 hari di rumah aja malah ada yang pulang liburan ke kampung. Ini bahaya kalau jadi carrier (bawa virus ke desa). Perlu langkah preventif ke (sampai tingkat RT) di seluruh pelosok negeri. Pengaktifan ini jelas butuh peran tenaga kesehatan (puskesmas dan pustu) setempat" pungkasnya.

Social distance ini, menjadi salah satu penekanan DPK GMNI FK Unair.

"Ketika tenaga medis tetap berjuang kerja, yang disuruh tenang di rumah aja malah memanfaatkan situasi keluyuran tanpa peduli risikonya. Kalau tidak turut mengobati setidaknya jangan menambah jumlah kasus," imbau Stevany. 

GMNI FK Unair juga meminta perhatian pemerintah, tidak hanya kepada masyarakat umum. Namun juga kepada para tim medis. Pasalnya, masih ada saja para perawat atau tim medis yang tak kebagian alat pelindung diri dalam bertugas, seperti masker. 

"Bagaimana mungkin kami paling berisiko tertular dan menularkan ini tidak 
mendapatkan APD (masker), bahkan rumah sakit besar pun kekurangan masker hingga harus menyediakan sendiri dan nekad menggunakan masker non medis. Pertanyaan saya kalau hand sanitizer bisa dibuat, apakah masker tidak dapat dibuatkan juga? Saya rasa pemerintah yg berkuasa untuk memerintah," tutur Stevany.(ist)
Previous Post Next Post

Iklan Atas Postingan

Iklan Bawah Postingan

Banner Iklan Majalah Nusantara