Di Sampang Pasien KIS dan
BPJS masih di Pungut Biaya
Sampang-Keluhan
Pasien KIS dan BPJS di RSUD Sampang pada Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Sampang
bertambah. Menurut Ketua DKR Moh. Iqbal Fathoni pada majalahnusantara.com tadi
siang di depan RSUD Sampang lebih dari 200 pasien yang mengadu pada DKR. “Tapi
kami bingung kami harus mengadu pada siapa, Dinkes Sampang sendiri juga tidak
bisa membenahi". Keluhnya.
Bung
Mahfud Kabid Advokasi & pelayanan masyarakat DKR Sampang bersama pasien bernama Abdul
Mukti asal Jrengik bercerita : "beberapa
hari yang lalu pasien saya yang bernama Abdul Mukti ini dirawat di RSUD
Sampang, dokter memvonis dia kena Tumor darah yang harus dioperasi, pasien saya
ini pengguna BPJS yang seharusnya gratis. Tapi ternyata dia masih diharuskan
beli obat di Apotek Rajawali seharga Rp. 200.000 saya ingin bertanya pada Direktur
nya nanti, memang RSUD Sampang itu menyediakan obat apa aja, kok selalu gak
ada. Apakah mungkin obat-obatan ini dijadikan bisnis seperti yang terjadi di
Banten, imbuhnya.
Selain itu Abdul Mukti ini setelah
dioperasi harus bayar uang sebesar Rp. 350.000, tapi saya datang kemudian marah-marah.
ya akhirnya uang tersebut dikembalikan. Jika seandainya tidak ada pendampingan
dari DKR maupun dari aktivis lainnya, maka uang tersebut tidak dikembalikan. Ah
kira-kira siapa yang menerima uang tersebut? Apakah BPJS atau oknum-oknum Rumah
Sakit.
Kira-kira berapa ribu korban
se Kabupaten Sampang ini?
Bung
Mahfud berharap agar semua pihak ikut serta mengelola RSUD Sampang termasuk
Bupati Sampang K. Fannan Hasib, turun ke lapangan, “Pejabat terkait jangan
hanya ngopi-ngopi sama pak camat dan Kadis". Kesalnya.
Bung
Mahfud juga berjanji tidak akan tinggal diam dalam masalah ini. “lihat saja akan kita kawal masalah intern
pelayanan ini ke Jakarta". Pungkasnya.
Reporter : Aliy Akbar
Editor : Habibi MF