Silaturahmi Kebangsaan DPC PA GMNI Bangkalan |
Bangkalan, majalahnusantara.com - PA GMNI Bangkalan mengadakan diskusi Silaturahmi Kebangsaan dengan fokus pada tantangan demokrasi dalam Pilkada, khususnya terkait fenomena calon tunggal melawan kotak kosong.
Diskusi yang mengusung tema "Memperkokoh Nilai-Nilai Kebangsaan dan Semangat Mactvorming Menuju Indonesia Adil dan Makmur" ini dihadiri oleh alumni dan kader GMNI, menyoroti ancaman yang dihadapi demokrasi Indonesia, Kamis (08/08/24).
Ketua PA GMNI Bangkalan, Dasuki Rahmad, dalam diskusi tersebut menegaskan bahwa Pilkada seharusnya menjadi wujud nyata dari kedaulatan rakyat, namun fenomena isu calon tunggal melawan kotak kosong justru menunjukkan kemunduran dalam proses demokrasi.
"Pilkada yang seharusnya menjadi ajang kontestasi ide dan gagasan kini terancam oleh skenario calon tunggal yang hanya melawan kotak kosong. Ini adalah ancaman laten bagi demokrasi kita.
"Kondisi ini bukan sekadar alarm, tapi sudah menandakan perjalanan menuju kematian demokrasi yang sesungguhnya," ujar Dasuki.
Diskusi tersebut juga menyoroti bagaimana politik uang dan negosiasi partai-partai politik untuk menciptakan calon tunggal semakin memperburuk kualitas demokrasi di Indonesia.
"Alih-alih menawarkan gagasan dan program konkret untuk masyarakat, calon tunggal sering kali lebih sibuk mengurus rekomendasi partai politik. Akibatnya, rakyat kehilangan kesempatan untuk memilih pemimpin yang benar-benar aspiratif dan berkomitmen pada kemakmuran rakyat," lanjutnya.
PA GMNI Bangkalan menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat untuk waspada terhadap skenario calon tunggal dalam Pilkada yang dapat membahayakan demokrasi. Dasuki menegaskan bahwa Pilkada harus menjadi ajang yang bebas dari politik uang dan intimidasi, serta harus mendorong munculnya pemimpin-pemimpin yang bersih, berintegritas, dan berkomitmen pada kepentingan rakyat.
"Calon tunggal vs kotak kosong bukanlah tanda sehatnya demokrasi. Ini justru mencerminkan kapitalisasi demokrasi, di mana keputusan politik hanya berada di tangan segelintir elit. Kita harus mengawal Pilkada agar benar-benar menjadi proses yang demokratis, yang memberikan kesempatan adil bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi," tegas Dasuki.
Mmt