Iklan

Banner Iklan Majalah Nusantara

Dakwah Perjuangan Muhammadiyah Dalam Kebudayaan

Oleh : Riski Ananda Putri.  Asal : Pasuruan Jawa Timur 

Muhammadiyah ialah oranisasi islam yang didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan pada 8 dzulhijjah 1330 H / 18 November 1912 M. Alasan didirikan organisasi ialah KH. Akhmad Dahlan yaitu sebagai alat perjuangan dan dakwah untuk menegakkan amar ma’ruf nahyi munkar yang bersumber pada Al-Qur’an, surah Al-Imron:104 dan surah Al-ma’un sebagai sumber dari gerakan sosial praktis untuk mewujudkan gerakan tauhid (Amboro. 2015:103). 
Seperti yang kita tahu ketidak murnian ajaran islam yang dipahami oleh sebagian umat islam Indonesia, sebagai bentuk adaptasi yang tidak tuntas dari tradisi islam dan tradisi lokal nusantara dalam awal kepercayaan yaitu menganut faham dinamisme dan animism. 
Pemurnian islam mengandung pengertian yaitu kembali pada pedoman islam Al-Quran dan As-Sunnah sebagai sumber utama dan pertama yang menjadi rujukan Agama Islam. Makna lain dari pemurnian yaitu mengubah cara berfikir umat islam dari tradisional ke modern (Sari, Damah, dkk. 2003 : 269).
Nilai lokal yang terdapat pada suatu masyarakat yang dapat diperoleh memalui proses belajar dari waktu ke waktu. Budaya lokal seperti bahasa, teknologi, kerajinan, kesenian hingga mitos cerita peristiwa nyata maupun imajiner.Istilah kebudayaan (culture) berasal dari kata latin “cultura” dari kata dasar “colere” istilah cultura secara umum adalah kumpulan pengetahuan yang secara sosial diwariskan dari generasi kepada kegenerasi selanjutnya (Koentjaraningrat, 1996:72-74). 
Perjuangan Muhammadiyah di bidang kebudayaan salah satunya yaitu budaya profrtik. Apa yang dimaksud budaya profeti ? Menurut kata Ketua Lembaga Seni Budaya dan Olahraga PP Muhammadiyah, Drs Sukriyanto Budaya profetik ini merupakan budaya kenabian yang mengandung nilai humanis, liberasi dan transendensi. 
Untuk mewujudkan semua itu diperlukannya sumber daya manusia yang memadai sehingga Muhammadiyah memulai dakwahnya dengan membuka pesantren, sekolah-sekolah bahkan universitas yang merata di seluruh Indonesia sehingga diharapkan menjadi seniman-budayawan yang memahami agama, dan ulama-mubaligh yang paham seni dan budaya (Asadiq. Reblubika.co.id. 2017). 
Dalam perjuangan di bidang kebudayaan Muhammadiyah sudah menjalankan actionnya bersamaan dengan didirikannya organisasi ini, seperti contoh pada program studi ilmu komunikasi dalam pembuatan film sudah banyak film-film yang menceritakan tentang Muhammadiyah salah satunya berjudul Meniti 20 menit karya sutradara Arimas Seniman dan budayawan Muhammadiyah. 
Mengisahkan tentang perjalanan dakwah Ar.Fachrudin yang merupakan salah satu tokoh Muhammadiyah, ketika melalukan perjalanan dakwah dari Kota Palembang ke Kota Medan bersama dengan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) pada tahun 1939.
Keberadaan Muhammadiyah sebagai organisasi ini bertujuan untuk memurnikan ajaran islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan As Sunnah. Dalam memperkenalkan islam sebagian tokoh memang menggunakan budaya sebagai alat. 
Contohnya seperti sunan kalijaga pada masa awal dakwahnya sunan kalijaga menggunakan wayang yang merupakan hasil dari kebudayaan Indonesia yang menjadi alat dakwah untu mengenalkan ajaran islam kepada masyarakat yang dulunya menganut aliran nenek moyang, hingga saat ini di beberapa daerah masih dipakai. 
Kedepannya Muhammadiyah diharapkan dapat terus berdakwah sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah sehingga masyarakat sadar dan meninggalkan kemusyrikan. Kita sebagai umat manusia diharuskan dan diwajibkan untuk meminta dan menyembah hanya pada Allah SWT tanpa melalui perantara, namun yang terjadi pada saat ini banyak masyarakat yang datang ke makam ataupun orang pintar untuk meminta bantuan(*) 
Previous Post Next Post

Iklan Atas Postingan

Iklan Bawah Postingan

Banner Iklan Majalah Nusantara