Sumenep, majalahnusantara.com - Proses penjaringan Pengawas Pemilihan Lapangan (PPL) Desa se-Kecamatan Kalianget menuai protes dari salah satu tokoh pemuda asal Kalianget, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, pasalnya, proses pendaftaran seharusnya tidak lepas prioritas putra daerah dan pengalaman dari masing-masing peserta dibidangnya, akan tetapi, hal ini berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan panwascam kecamatan Kalianget dalam melakukan rentetan ujian PPL desa dan meloloskan orang baru yang rata-rata berasal dari luar daerah.
"Dari lolosnya anggota PPL yg banyak dari luar daerah ini atas pertimbangan apa? Padahal yang asli dari desa tersebut bukan tidak ada yang daftar, mungkinkah ada praktek jual beli yang terjadi? yang tau hanya panwascam kecamatan Kalianget dan PPL desa yg lolos," Kata Herman Wahyudi, tokoh muda asal Kecamatan Kalianget. Kamis, (25/3/2020)
Secara nalar kritis, Herman menambahkan, ketika ada PPL yang lolos bukan di desanya sendiri maka besar kemungkinan kinerjanya tidak akan maksimal.
"Kita sekarang harus berfikir logis, PPL yang jadi bukan dari putra desa, pastinya tidak akan maksimal kinerjanya, wong dia tidak akan faham dengan keadaan desa yang ditempatinya," imbuhnya
Atas sikap yang tidak independen, Herman menegaskan, akan membawa persoalan ini ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum (DKPP)
"Menurut saya ini sudah tidak beres, jadi ini saya akan laporkan ke DKPP, " pungkasnya
Ketua panwascam Kalianget, Samak saat ditanya oleh media ini tentang perekrutan PPL, mengaku sudah sesuai dengan aturan yang ada.
"Meskipun PPLnya bukan asli putra desa, ya, tidak apa-apa, kan tidak ada aturan yang melarang," dalih Samak
Ia juga menambahkan, kalau misalkan keputusan ini ada yang menggugat dan mau dibawa keranah hukum, pihaknya siap dan tidak keberatan.
"Kalau misalkan ada yang mau laporan, silahkan, kami tidak keberatan sama sekali," tutupnya. (Rb/hb)