Iklan

Banner Iklan Majalah Nusantara

Demokrasi Gambling Di Pilkada

Indonesia selalu identik dengan kata demokrasi setelah Presiden pertama Ir. Soekarno dan sejumlah tokoh lainnya memproklamirkan Negara Republik indonesia. Aneka ragamnya suku, budaya, ras dan keyakinan menjadi bagian dari demokrasi sosialis ala Indonesia. Demokrasi yang memiliki makna dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat yang pernah disampaikan Presiden Amerika Abraham Lincoln ini kemudian dikembangkan menjadi sistem Pemerintahan non monarki.
Soekarno juga menegaskan bahwa Demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang berperi kemanusiaan bukan demokrasi atas kepentingan individu, kelompok dan satu golongan saja. Namun Demokrasi untuk memperjuangkan nasib manusia secara haq. Nasib Rakyat yang menjadi prioritas utama agar hak-haknya bisa dipenuhi seiring dengan kewajibannya sebagai bagian dari Rakyat itu sendiri.
Makna demokrasi sebenarnya tidak ada pergeseran tapi penerapan sistemnya yang begitu amburadul karena mencoba dari sistem ke sitem lainnya dan menurut saya masih belum bersifat aspiratif. Pemilihan secara langsung baik Pilpres, Pileg dan pilkada dianggap menjadi bagian penting dalam menentukan Pemimpin yang sesuai dengan keinginan Rakyatnya. Para calon yang berasal dari Rakyat dianggap sebagai manusia pilihan terbaik yang dipilih secara langsung.
Dalam setiap pesta Rakyat ini banyak ditemukan perdebatan panjang sampai berujung konflik horizontal. Manusia menjadi pemangsa manusia lainnya seperti yang ditulis Thomas Hobbes dalam buku yang berjudul “Leviathan”. Manusia dijadikan tumbal oleh manusia lainnya hanya untuk kepentingan pribadinya dan atau kelompoknya sendiri.
Pilkada Jakarta 2017 misalnya telah membuat gaduh seisi Indonesia dan terus ditabuh sampai Pilpres 2019 nanti. Permainan isu untuk menjatuhkan lawan dan branding untuk memuliyakan kandidat telah ampuh menjamur disetiap otak orang indonesia. Yang satu cebong dan lainnya kampret, entah kalian masuk yang mana.
Mengingat Pilkada Jatim dan kabupaten Sampang tahun ini (2018) menjadi potret buruk dalam berdemokrasi karena pemilihan akan ditentukan oleh penyebaran isu, uang dan sejumlah tokoh pendukungnya. Ibaratkan seperti Game harus melakukan berbagai strategi dan siasat dengan berbagai cara hanya untuk memenangkan suatu pertandingan. Semua cara itu menjadi lumrah dilakukan karena kontrol terhadap pesta rakyat ini masih belum optimal.
Bicara taktik dan strategi mungkin seperti pertandingan sepak bola, tim sekaliber Jerman harus menundukkan kepalanya pada korea selatan 2-0, kemudian disusul tim-tim elit lainnya seperti Portugal, argentina dan spanyol yang harus gugur di 16 besar piala dunia 2018 Rusia.
Siapa sangka ketika dalam fase knock out 16 Besar Asian Games 2018 cabor sepak bola, Indonesia harus tunduk pada Uni Emirat Arab dengan adu finalti, jika kita nonton bisa saja kita berasumsi wasitnya bermasalah karena 2 gol pinalti yang lucu.
Sepak bola selalu identik dengan bursa taruhan, sama halnya dengan Pilkada yang selalu identik dengan perjudian manusia dan pasar bebas jual beli suara. Kemudian dipertontonlkan dengan kekalahan diluar akal sehat berdemokrasi.
Demokrasi Gambling yang saya maksut ialah demokrasi yang hanya ditentukan oleh jumlah besarnya uang cash atau pembayaran multy payment dengan virtual account maka suara dapat diberikan jika sudah membayar lunas dan otomatis semua layanan aplikasi dapat didownload.
Demokrasi gambling akan nyata adanya ketika kandidat telah mampu menggaet tokoh yang memiliki pengaruh dikampungnya, one man one block, satu orang mewakili kelompok wilayah tertentu. One man one block ini berlaku untuk menentukan jumlah voters yang mereka tawarkan dengan sistem paket diantaranya paket kampung, paket desa atau paket beberapa Desa.
Gambling inilah yang kemudian dapat menentukan siapa pemenangnya dan yang kalah harus bersiap untuk tenggelam namanya karena terlilit hutang puluhan milyar rupiah. Jangan heran jika banyak orang baik yang memiliki karakter kepemimpinan harus sembunyi dibalik tirai untuk menyaksikan Game yang tak pernah usai ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentarnya


Previous Post Next Post

Iklan Atas Postingan

Iklan Bawah Postingan

Banner Iklan Majalah Nusantara