Iklan

Banner Iklan Majalah Nusantara

MWC NU Kedungdung Gelar Konferensi Di Pon-Pes Gedangan



Sampang-Hari ini selasa 26 maret 2019. Pengurus Majelis Wilayah Cabang Nahdlatul Ulama (MWC. NU) Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang menggelar Konferensi  MWC NU Kedungdung yang bertempat di Pondok Pesantren Gedangan Desa Daleman.

Acara ini dihadiri ratusan warga NU baik yang kultural maupun yang  struktural seperti dari pengurus Ranting NU se-Kecamatan Kedungdung, pemuda Ansor, Banser, pagar Nusa  serta jama'ah muslimat NU se-Kecamatan Kedungdung dengan mengusung  tema “Kontekstualisasi Fikrah dan Harokah Al-Nahdliyah menuju keutuhan Bangsa & Negara”.

Ketua panitia, Robik Jauzi dalam sambutannya mengungkapkan rasa bersyukur dan berterima kasih atas bantuan moril maupun materil warga NU dalam ikut serta menyukseskan acara tersebut. "Saya ucapkan banyak terima kasih atas semua dukungan warga NU dan Pengasuh serta pengurus Pondok Pesantren Gedangan yang sudah menyiapkan tempatnya, semoga acara ini berjalan lancar dan sukses. Ucapnya.

Sementara itu, Ketua Tanfidziyah MWC Kecamatan Kedungdung, KH. Abdul Wahab dalam sambutannya menyampaikan pencapaiannya selama berkhidmat. "Meski belum sempurna, Alhamdulillah pada periode ini banyak ranting terbentuk dan kegiatan NU tidak hanya terpusat di MWC tapi juga di Ranting". Tuturnya.

Lebih lanjut kiai yang sudah dua periode menjadi Ketua Tanfidziyah ini berharap akan lahirnya kader baru yang bisa melanjutkan perjuangannya. "Di tahun 2018 Kedungdung sudah melaksanakan PKPNU yang Insya Allah akan ada generasi baru yang tangguh untuk menahkodai MWC Kedungdung ini". Harapnya.

Dalam acara tersebut, juga dihadiri Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim KH. Reza Ahmad Zahid LC MA, yang sekaligus merupakan pengasuh Ponpes Al Mahrusiyah Lirboyo Kediri. Dalam petikan pidatonya beliau menyampaikan tentang kelebihan para pengurus NU terutama para Ketua Umum PBNU sejak dulu hingga sekarang yang diisi oleh orang-orang pilihan yang sesuai dengan kebutuhan di zamannya. "Kita patut bersyukur, NU selalu dipimpin oleh ulama-ulama hebat yang sesuai dengan zamannya, sejak dulu zamannya KH. Hasyim Asy'ari hingga sekarang KH. Sa'id Agil Siradj. Salah satu contoh, pada era orde baru, Gus Dur mampu dan berani melawan tembok pertahanan orde baru hingga mengantarkannya ke kursi Presiden RI yang 4". Ungkapnya

Lebih lanjut Gus Reza, sapaan akrabnya menjelaskan kiprah KH. Hasyim Muzadi dan KH. Sa'id Agil Siradj dalam kepemimpinannya." KH. Hasyim Muzadi dengan Hasanah keilmuannya mempu menjawab tantangan pada era reformasi begitupun KH. Sa'id Agil Siradj dengan kemampuan menjabarkan silsilah dan sejarah Islam ditengah banyaknya aliran yang muncul saat ini sampai-sampai beliau di cap Syiah saking dalamnya ilmu beliau mengurai masalah Syiah". Tambahnya.(BB)

Previous Post Next Post

Iklan Atas Postingan

Iklan Bawah Postingan

Banner Iklan Majalah Nusantara